Potensi Desa



POTENSI DESA BOMO
KECAMATAN ROGOJAMPI



2.3 Gambaran Tentang Potensi Desa
2.3.1 Aspek Sumberdaya Aparatur/Perangkat Desa
Desa Bomo secara umum penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksnaan pembangunan dikelola oleh 2 elemen utama, yakni elemen Pemerintah Desa yang dipimpin langsung oleh kepala desa beserta jajaran perangkat desa yang terdiri dari :

Tabel SDM Aparatur Pemerintah Desa
NO
NAMA
JABATAN
USIA (Thn)
1
SURATMAN
Kepala desa
52
2
SUNARYO
Sekretaris desa
59
3
MUJIOWATI
Kaur Keuangan
47
4
SUDARMAJI, SE
Kaur Pembangunan
43
5
SUWARDI
Kaur Umum
48
6
MUSLIMIN
Kaur Kesra
49
7
SAMSUL HADI
Kasun Kedunen
44
8
ERWANTO
Kasun Jatisari
41
9
SUGIARTO
Kasun Krajan
42

Selain komponen perangkat desa, elemen terpenting sebagai mitra penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan di Desa Bomo adalah keberadaan Badan Perwakilan Desa (BPD), namun keberadaan BPD ini sendiri saat mengalami perubahan fungsi dan peran yang semula sebagai badan perwakilan berubah menjadi badan permusyawaratan (menurut UU No 32 tahun 2004) tentang Pemerintah Daerah. Namun apapun nama dan fungsi keberadaan lembaga ini tetap dibutuhkan sebagai mitra dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan lima (5) tahun kedepan.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah komponen/elemen masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung sangat dibutuhkan peran serta aktifnya dalampelaksanaan pembangunan di desa. Keberadaan LPMD dan PKK yang juga merupakan representasi warga masyarakat secara umum dapat memfungsikan dirinya sebagai agen dan fasilitator pembangunan di tingkat desa.

2.3.2. Aspek Ekonomi

Perekonomian Desa Bomo secara umum di dominasi pada sektor Pertanian dan sektor Nelayan yang sistem pengelolaanya masih sangat tradisional. Produk Pertanian desa Bomo dilakukan dengan pengelolaan secara tradisional  sehingga untuk mendapatkan inovasi-inovasi baru masih terhambat dengan peralatan dan SDM seadanya. Meskipun demikian Pertanian Bomo sudah terkenal baik. Sedangkan pertanian desa Bomo masih monoton pada unggulan padi dan Tembakau, hal ini diakibatkan adanya struktur tanah yang mungkin belum tepat untuk produk unggulan pertanian diluar sentra padi dan persoalan mendasar lainnya adalah system pengairan yang kurang baik sehingga berdampak adanya kekurangan air jika pada saat musim kemarau.
Oleh karenanya harus ada langkah strategis dalam mengatasi persoalan tersebut diatas dengan melakukan berbagai upaya-upaya semaksimal mungkin dengan menggunakan SDA dan SDM yang ada dan diduikung oleh pihak-pihak terkait (stakeholder) sehingga kegiatan pembangunan khususnya di bidang ekonomi di desa Bomo dapat terus berkelanjutan.

2.3.3. Aspek Sosial Budaya


Kondisi sosial budaya masyarakat ditunjukan masih rendahnya kualitas dari sebagian SDM masyarakat di Desa Bomo, serta cenderung masih kuatnya budaya paternalistik. Meskipun demikian pola budaya seperti ini dapat dikembangkan sebagai kekuatan dalam pembangunan yang bersifat mobilisasi masa. Di samping itu masyarakat Desa Bomo yang cenderung memiliki sifat ekspresif, agamis dan terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong budaya transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
Munculnya masalah kemiskinan, ketenaga kerjaan dan perburuhan menyangkut pendapatan, status pemanfaatan lahan pada fasilitas umum menunjukan masih adanya kelemahan pemahaman masyarakat terhadap hukum yang ada saat ini. Kondisi ini akan dapat menjadi pemicu timbulnya benih kecemburuan sosial dan sengketa yang berkepanjangan, jika tidak diselesaikan sejak dini.

2.3.4. Aspek Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.

Desa Bomo dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini cukup mantap, hal ini ditunjukkan dengan minimnya jumlah penduduk buta huruf. Sedangkan sarana pendidikan formal cukup memadai, dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik, Pemerintah Desa beserta warga masyarakat sedang melakukan peningkatan sarana pendidikan berupa rehabilitasi sarana pendidikan.

Tabel Sarana Penunjang Pendidikan
No
Jenis Sarana
Jumlah
1
TK
3
2
SD/MI
3
3
Madrasah Diniyah
-
3
MTs
-
4
MA
1
5
Pesantren
-
6
Masjid
5
7
Musholla
27

JUMLAH
38
Sumber : Profil Desa Tahun 2014

Ketidak mampuan sarana/infrastruktur ekonomi dan bisnis dalam upaya menampung para lulusan lembaga pendidikan yang ada di desa, berakibat pada timbulnya pengangguran, yang akan berdampak pada timbulnya menurunnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa. Adanya kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) juga berpengaruh pada penurunan tingkat perekonomian warga yang ditunjukkan dengan adanya meningkatnya jumlah penduduk miskin, menurunnya daya beli masyarakat, adanya PHK dan persoalan-persoalan sosial lainnya.
Dalam kondisi seperti ini Pemerintah Desa harus mampu mengatasi persoalan-persoalan yang mungkin akan timbul akibat dari adanya dampak kenaikan BBM dengan mengadakan program-program pemberdayaan melalui kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten.

Tabel Sarana Kesehatan Masyarakat

No
Sarana Kesehatan
Jumlah
1
Polindes
-
2
Tempat Posyandu
6
3
Praktek Bidan
2
4
Dukun Bayi
5

Jumlah Total
13

Tabel Jumlah Keluarga Miskin
No.
Kategori
Jumlah
1
Keluarga Miskin
3.260
2
Keluarga Sejahtera
2.681

JUMLAH TOTAL
5.941

Berdasarkan data yang ada tersebut di atas, di samping merupakan sumber potensi yang ada, juga bisa menjadi berbagai persoalan/masalah yang merupakan dampak dari perkembangan situasi yang ada. Dalam rangka memecahkan berbagai persoalan yang ada, maka Pemerintah Desa Bomo perlu menyiapkan berbagai strategi kegiatan yang sinergis atau kerjasama dengan semua institusi atau komponen baik pemerintah maupun swasta sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing.

2.3.5. Aspek Pemuda dan Olahraga
Masalah pemuda dan kepemudaan yang merupakan hasil dari besarnya jumlah penduduk dengan komposisi usia muda, memerlukan perhatian serius. Mengingat munculnya permasalahan permasalahan kenakalan remaja, pengangguran, penyalahgunaan obat-obat terlarang dan tindak kriminal, bagaimana pun juga akan menjadi ancaman dalam kegiatan pembangunan desa.
Sejalan dengan kondisi itu, serta dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dalam kelompok usia muda, maka program-program yang mampu menyerap aspirasi pemuda dengan aktualisasi peran pemuda, pengembangan bakat dan minat, serta pengentasan/pengurangan angka pengangguran perlu strategi program yang jelas. Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah generasi muda yang terjebak ke dalam tindak/perilaku yang kurang baik. Kesemuanya ini sangat terkait dengan pembinaan mental, sosialisasi nilai-nilai kemasyarakatan, masalah pendidikan, pembinaan olah raga, pengembangan sanggar seni budaya generasi muda serta aktivitas kemasyarakatan yang mampu menumbuhkan kreativitas, tanggung jawab, dan kemandirian para pemuda serta penciptaan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi generasi muda. Sejalan dengan itu, maka penyediaan sarana dan prasarana olah raga, sarana organisasi kepemudaan, keagamaan,Pelatihan-pelatihan keterampilan, perlu terus dikembangkan dan dibenahi agar menjadi tempat yang cukup menarik bagi sebagian besar generasi muda. di sisi lain, masalah pendidikan budi pekerti, etika dan estetika, perlu dipikirkan kembali untuk menjadi muatan desa, sedang di bidang keagamaan yang telah ada perlu terus di dukung eksistensi dan pengembangan serta keberlangsungannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
  • DESA BOMO © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes